NASIB PERCETAKAN OFFSET MASA KINI ?

NASIB PERCETAKAN OFFSET MASA KINI ?

Judul menggelitik yang dibuat dalam paparan Ketua Umum PPGI, Ahmad Mughira Nurhani pada acara Planning Cycle Meeting PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI) tanggal 19 Juli 2017 di Hotel Holiday Inn Kemayoran Jakarta. Ketua Umum PPGI mengetengahkan tentang trend pasar percetakan dalam dekade terakhir dan kemungkinannya untuk kurun waktu 3-5 tahun kedepan, tantangan dan strategi industri percetakan konvensional yakni yang menggunakan mesin-mesin offset dan web .

Kalau ada yang bilang bahwa bisnis percetakan sudah masuk sunset industry tidak sepenuhnya benar juga, karena porsi kue untuk kebutuhan cetak khususnya yang menggunakan mesin offset dan web masih besar. Yang pasti, memang kue semakin kecil, namun pengusaha percetakannya semakin banyak. Sebagai contoh, kebutuhan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk buku-buku sekolah dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, ditahun 2017 sebanyak 90 juta buku, dan diprediksi tahun 2018 115 juta buku dan tahun 2019 140 juta buku. Dana Pendidikan dari APBN 2016 cukup besar, dan dari tahun ke tahun terus meningkat. Belum termasuk kebutuhan barang cetak keperluan kantor lembaga pemerintahan maupun perusahaan atau pebisnis swasta yang tetap masih memerlukan walaupun besarannya sudah jauh berkurang dengan kehadiran era digital.

Pelaku bisnis yang dituntut efisiensi untuk pembiayaan perusahaannya, akan lebih selektif dalam menggunakan materi cetakan, beralih ke cara-cara digital. Trend kebutuhan cetak packaging/ kemasan dan apparel/tekstil sebagai turunan pengembangan bisnis grafika tidak dipungkiri semakin meningkat porsinya, ini adalah wajar sesuai life style dan perkembangan kebutuhan masyarakat modern. Bisnis dunia grafika, cetak offset, web akan pasti dan terus beriringan dengan cetak digital, cetak kemasan dan apparel dalam porsinya masing-masing.

Sejalan dengan perkembangan cetak di era digitalisasi industri 4.0 ini, dalam kesempatan presentasi beberapa waktu sebelumnya pada acara bertajuk “Print CEO Talk”, Presiden Direktur PT Astragraphia Xprint Indonesia (AXI) Sahat Sihombing membagikan pengalamannya agar para pelaku bisnis segera bertransformasi ke era digital. Sebagaimana AXI sendiri telah menghadirkan layanan digital yang terintegrasi dalam 3 lini bisnis mereka yakni AXIQoe.com, Sprints Web Services, dan Layan Gerak Xpress yang terus dikembangkan dalam layanan cetak online .

Demikian juga yang disampaikan Market Development Manager Hewlett Packard Indonesia, Lydia Budianto, yang memperkenalkan salah satu produk barunya HP DesignJet T830 36-in Multifunction Printer, bahwa banyak client-nya yang melengkapi mesin-mesin offsetnya dengan mesin-mesin digital terbaru ternyata omset cetaknya bertambah karena adanya sistim satu atap sebagai offset dan digital printing, sehingga pelanggan tidak usah pindah-pindah lokasi yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan cetaknya.